Mata
Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : X / 2
Materi Pokok : Reaksi oksidasi reduksi
Alokasi waktu : 13 jam pelajaran (1 jam untuk UH)
Standar
Kompetensi : Memahami sifat-sifat
larutan non elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi
A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Kompetensi
Dasar : Menjelaskan perkembangan konsep
reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya dengan tata nama senyawa serta
penerapannya.
Indikator :
1. Membedakan konsep oksidasi reduksi
ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan
elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi.
2. Menentukan bilangan oksidasi atom unsur
dalam senyawa atau ion.
3. Menentukan oksidator dan reduktor dalam
reaksi redoks.
4. Membedakan reaksi disproporsionasi dan
reaksi konproporsionasi.
5. Memberi nama senyawa menurut IUPAC.
6. Mendeskripsikan konsep redoks dalam
memecahkan masalah lingkungan.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti pelajaran, peserta didik
mampu :
1. Memahami beberapa pengertian tentang
reaksi oksidasi reduksi
2. Menjelaskan konsep reaksi oksidasi dan
reduksi berdasarkan penggabungan dan pelepasan oksigen
3. Menjelaskan konsep reaksi oksidasi dan
reduksi berdasarkan pelepasan dan penerimaan elektron
4. Menjelaskan konsep reaksi oksidasi dan
reduksi berdasarkan perubahan bilangan oksidasi
5. Menentukan bilangan oksidasi unsur dalam
senyawa atau ion
6. Menentukan oksidator dan reduktor dalam
reaksi oksidasi reduksi
7. Memahami reaksi disroporsionasi dan reaksi
konproporsionasi
8. Memberi nama senyawa menurut IUPAC
9. Mengetahui penerapan reaksi redoks dalam
kehidupan sehari-hari
10. Mengaplikasikan konsep redoks dalam
kehidupan sehari-hari
C. MATERI PEMBELAJARAN
1.
Perkembangan pengertian konsep reaksi oksidasi dan
reduksi
a.
Konsep reaksi redoks berdasarkan penggabungan dan
pelepasan oksigen
Ø Reaksi
oksidasi adalah reaksi penggabungan oksigen dengan unsur atau senyawa.
Contoh
oksidasi :
o
Perkaratan
logam, misalnya besi
4
Fe (s) + 3O(g) → 2FeO (s)
o Pembakaran gas alam (CH)
CH (g) + 2O (g) → CO (g) + 2 HO (g)
Ø Reaksi
reduksi adalah reaksi pengurangan/pelepasan oksigen.
Contoh
reduksi :
o Reduksi bijih besi (FeO, hematit) oleh karbon monoksida (CO)
FeO (s) + 3 CO (g) → 2Fe (s) + 3 CO (g)
o Reduksi kromium(III) oksida oleh aluminium
CrO (s) + 2 Al (s) → AlO (s) + 2 Cr (s)
b.Konsep reaksi redoks berdasarkan pelepasan
dan penerimaan elektron
Ø Reaksi oksidasi adalah reaksi
pelepasan elektron.
Contoh
oksidasi , oksidasi Fe menjadi FeO dengan reaksi :
Fe → Fe3+
+ 3 e- dimana Fe melepaskan elektron menjadi ion Fe3+.
Ø Reaksi
reduksi adalah reaksi penerimaan elektron.
Contoh reduksi, reduksi FeO menjadi Fe dengan reaksi :
Fe3+
+ 3 e- → Fe dimana ion Fe3+ menangkap elektron menjadi
atom Fe.
c.
Konsep reaksi redoks berdasarkan
perubahan bilangan oksidasi
Ø Reaksi
oksidasi adalah reaksi penaikan bilangan oksidasi.
Ø Reaksi
reduksi adalah reaksi penurunan bilangan oksidasi.
Contoh
ditunjukkan dalam reaksi sebagai berikut :
Reduksi
+3
0
FeO (s) + 3 CO (g) → 2 Fe (l) + CO (g)
+2 +4
Oksidasi
Oksidator adalah zat yang mengalami
reduksi, yaitu Fe2O3.
Reduktor adalah zat yang mengalami oksidasi, yaitu CO.
2.
Pengertian dan aturan bilangan oksidasi
a.
Bilangan oksidasi merupakan besarnya muatan yang diemban
oleh suatu atom dalam suatu senyawa, jika semua elektron ikatan didistribusikan
kepada unsur yang lebih elektronegatif (Michael Purba : 2007).
b.Aturan
penentuan bilangan oksidasi unsur-unsur adalah sebagai berikut:
o
Unsur
bebas mempunyai bilangan oksidasi = 0.
Contoh : bilangan oksidasi H, N, dan Fe
berturut-turut dalam H2, N2, dan Fe = 0.
o
Fluorin,
unsur yang paling elektro negatif dan membutuhkan tambahan 1 elektron,
mempunyai bilangan oksidasi -1 pada semua senyawanya.
o
Bilangan
oksidasi unsur logam selalu bertanda positif.
Contoh : golongan IA (Li, Na, Rb, Cs) = +1
golongan IIA (Be, Mg, Ca, Sr, Ba)
= +2
o
Bilangan oksidasi suatu unsur
dalam suatu ion tunggal sama dengan muatannya.
Contoh : bilangan oksidasi Fe dalam ion Fe3+ = +3
bilangan
oksidasi S dalam S2- = -2
o
Bilangan
oksidasi H umumnya +1, kecuali dalam senyawanya dengan logam, bilangan oksidasi
oksidasi H = -1.
Contoh : bilangan oksidasi H dalam NaH, BaH2 = -1
bilangan oksidasi H dalam HCl, H2O,
NH3 = +1
o
Bilangan
oksidasi O umumnya -2, kecuali dalam FO = +2, dalam peroksida seperti HO =-1 dan dalam superoksida seperti
KO= -1/2.
o
Jumlah
bilangan oksidasi unsur-unsur dalam suatu senyawa = 0.
o
Jumlah
bilangan oksidasi unsur-unsur dalam suatu ion poliatom = muatannya.
3.
Pengertian reaksi disproporsionasi dan reaksi konproporsionasi
a.
Reaksi disproporsionasi adalah reaksi redoks yang
oksidator dan reduktornya merupakan zat yang sama.
Contoh : Reaksi antara
klorin dengan larutan NaOH :
0 Reduksi - 1 + 1
Cl2 (g) + 2 NaOH (aq)
→ NaCl (aq) + NaClO (aq) + H2O (l)
Oksidasi
b.
Reaksi konproporsionasi adalah reaksi redoks yng hasil
reduksi dan oksidasinya sama.
Contoh : Reaksi
antara hidrogen sulfida dengan belerang dioksida menghasilkan belerang dan air.
Reduksi
2 H2S + SO2 → 3
S +
2 H2O
Oksidasi
4.
Tata nama senyawa menurut IUPAC
a.
Banyak unsur yang dapat membentuk senyawa dengan lebih
dari satu macam tingkat oksidasi. Salah satu cara yang disarankan IUPAC untuk
membedakan senyawa-senyawa seperti itu adalah dengan menuliskan bilangan
oksidasinya dalam tanda kurung dengan angka romawi.
Contoh :
o
Senyawa
Ion
CuS : tembaga(I) sulfida
FeSO : besi(II) sulfat
o
Senyawa
Kovalen
NO : nitrogen(I) oksida atau
dinitrogen monoksida
PO : fosforus(V) oksida atau
difosforus pentaoksida
5.
Penerapan reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari
a.
Reaksi redoks dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari salah satunya dengan pengolahan limbah industri dengan metode
lumpur aktif.
b.Reaksi
redoks pada pengolahan logam dari bijihnya.
c.
Reaksi redoks pada penyambungan besi.
d.
Reaksi redoks pada sel aki.
e.
Reaksi redoks pada baterai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar