Kamis, 25 April 2013

ZAT ADITIF MAKANAN


Zat aditif adalah zat-zat yang ditambahkan pada makanan selama proses produksi, pengemasan atau penyimpanan untuk maksud tertentu. Penambahan zat aditif dalam makanan berdasarkan pertimbangan agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga dan untuk mempertahankan nilai gizi yang mungkin rusak atau hilang selama proses pengolahan.
B. Macam zat aditif makanan
Pada awalnya zat-zat aditif tersebut berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan yang selanjutnya disebut zat aditif alami.Umumnya zat aditif alami tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan kesehatan manusia. Adapun zat aditif alami diantaranya adalah bunga cengkeh, pala, merica, dan cabai.
Akan tetapi, jumlah penduduk bumi yang makin bertambah menuntut jumlah makanan yang lebih besar sehingga zat aditif alami tidak mencukupi lagi. Oleh karena itu, industri makanan memproduksi makanan yang memakai zat aditif buatan (sintesis). Bahan baku pembuatannya adalah dari zat-zat kimia yang tidak alami kemudian direaksikan. Contoh zat aditif buatan adalah monosodium glutamat, natrium benzoat, dan tartrazin.
C. Kegunaan zat aditif makanan
Berikut adalah beberapa kegunaan dari zat aditif makanan
1. Penguat rasa
Monosodium Glutamat (MSG) sering digunakan sebagai penguat rasa makanan buatan dan juga untuk melezatkan makanan. Adapun penguat rasa alami diantaranya adalah bunga cengkeh, pala, merica, cabai, laos, kunyit, ketumbar. Contoh penguat rasa buatan adalah monosodium glutamat/vetsin, asam cuka, benzaldehida, amil asetat.
2. Pemanis
Zat pemanis buatan biasanya digunakan untuk membantu mempertajam rasa manis.Beberapa jenis pemanis buatan yang digunakan adalah sakarin, siklamat, dulsin, dan aspartam. Pemanis buatan ini juga dapat menurunkan resiko diabetes, namun siklamat merupakan zat yang bersifat karsinogen.
3. Pengawet
Bahan pengawet adalah zat kimia yang dapat menghambat kerusakan pada makanan, karena serangan bakteri, ragi, cendawan. Reaksi-reaksi kimia yang sering harus dikendalikan adalah reaksi oksidasi, pencoklatan (browning) dan reaksi enzimatis lainnya. Pengawetan makanan sangat menguntungkan produsen karena dapat menyimpan kelebihan bahan makanan yang ada dan dapat digunakan kembali saat musim paceklik tiba. Contoh bahan pengawet adalah natrium benzoat, natrium nitrat, asam sitrat, dan asam sorbat.
4. Pewarna
Warna dapat memperbaiki dan memberikan daya tarik pada makanan. Penggunaan pewarna dalam bahan makanan dimulai pada akhir tahun 1800, yaitu pewarna tambahan berasal dari alam seperti kunyit, daun pandan, angkak, daun suji, coklat, wortel, dan karamel. Zat warna sintetik ditemukan oleh William Henry Perkins tahun 1856, zat pewarna ini lebih stabil dan tersedia dari berbagai warna. Zat warna sintetis mulai digunakan sejak tahun 1956 dan saat ini ada kurang lebih 90% zat warna buatan digunakan untuk industri makanan. Salah satu contohnya adalah tartrazin, yaitu pewarna makanan buatan yang mempunyai banyak macam pilihan warna, diantaranya Tartrazin CI 19140. Selain tartrazin ada pula pewarna buatan, seperti sunsetyellow FCF (jingga), karmoisin (Merah), brilliant blue FCF (biru).
5. Pengental
Pengental yaitu bahan tambahan yang digunakan untuk menstabilkan, memekatkan atau mengentalkan makanan yang dicampurkan dengan air, sehingga membentuk kekentalan tertentu. Contoh pengental adalah pati, gelatin, dan gum (agar, alginat, karagenan).
6. Pengemulsi
Pengemulsi (emulsifier) adalah zat yang dapat mempertahankan dispersi lemak dalam air dan sebaliknya. Pada mayones bila tidak ada pengemulsi, maka lemak akan terpisah dari airnya. Contoh pengemulsi yaitu lesitin pada kuning telur, gom arab dan gliserin.

7. Pemutih dan pematang tepung

Zat aditif ini dapat mempercepat proses pemutihan atau pematangan tepung sehingga dapat memperbaiki mutu pemanggangan. Contoh: Asam askorbat, aseton peroksida, dan kalium bromat

8. Pengatur keasaman

Zat aditif ini dapat mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat keasaman makanan. Contoh: asam asetat, aluminium amonium sulfat, amonium bikarbonat, asam klorida, asam laktat, asam sitrat, asam tentrat, dan natrium bikarbonat

9. Anti kempal

Zat aditif ini dapat mencegah pengempalan makanan yang berupa serbuk. Contoh: aluminium silikat (susu bubuk), dan kalsium aluminium silikat (garam meja)

10. Pengeras

Zat aditif ini dapat memperkeras atau mencegah melunaknya makanan. Contoh: aluminium amonium sulfat (pada acar ketimun botol), dan kalium glukonat (pada buah kalangan)

11. Sekuestran

Adalah bahan yang mengikat ion logam yang ada dalam makanan. Contoh: asam fosfat (pada lemak dan minyak makan), kalium sitrat (dalam es krim), kalsium dinatrium EDTA dan dinatrium EDTA

D. Bahaya zat aditif
Jika mengonsumsi zat aditif buatan pada makanan dalam jumlah berlebih dan dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan gangguan-gangguan kesehatan antara lain :
No
Nama zat aditif
Penyakit yang ditimbulkan
1
Formalin
Kanker paru-paru, gangguan pada alat pencernaan, penyakit jantung dan merusak sistem saraf.
2
Boraks
Mual, muntah, diare, penyakit kulit, kerusakan ginjal, serta gangguan pada otak dan hati.
3
Natamysin
Mual, muntah, tidak nafsu makan, diare dan perlukaan kulit.
4
Kalium Asetat
Kerusakan fungsi ginjal.
5
Nitrit dan Nitrat
Keracunan, mempengaruhi kemampuan sel darah membawa oksigen ke berbagai organ tubuh, sulit bernapas, sakit kepala, anemia, radang ginjal, dan muntah-muntah.
6
Kalsium Benzoate
Memicu terjadinya serangan asma.
7
Sulfur Dioksida
Perlukaan lambung, mempercepat serangan asma, mutasi genetik, kanker dan alergi.
8
Kalsium dan Natrium propionate
Penggunaaan melebihi angka maksimum tersebut bisa menyebabkan migren, kelelahan, dan kesulitan tidur.
9
Natrium metasulfat
Alergi pada kulit
10
Tartazine
Meningkatkan kemungkinan hyperaktif pada masa kanak-kanak.
11
Sunset Yellow
Menyebabkan kerusakan kromosom
12
Ponceau 4R
Anemia dan kepekatan pada hemoglobin.
13
Carmoisine (merah)
Menyebabkan kanker hati dan menimbulkan alergi.
14
Quinoline Yellow
Hypertrophy, hyperplasia, carcinomas kelenjar tiroid
15
Siklamat
Kanker (Karsinogenik)
16
Aspartan
Gangguan saraf dan tumor otak

MINYAK BUMI


Mata Pelajaran            :  Kimia
Kelas / Semester          :  X / 2
Materi Pokok              :  Minyak bumi
Alokasi waktu             :  14 jam pelajaran (1 jam untuk UH)
Standar Kompetensi   : Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa makromolekul

                                                                                                                                                           

A.    KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Kompetensi Dasar : Menjelaskan proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi serta kegunaannya
Indikator               :
1.      Mendeskripsikan proses pembentukan minyak bumi dan gas alam.
2.      Menjelaskan komponen-komponen utama penyusun minyak bumi.
3.      Menafsirkan bagan penyulingan bertingkat untuk menjelaskan dasar dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi.
4.      Membedakan kualitas bensin berdasarkan bilangan oktannya.
5.      Menganalisis dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan

B.     TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti pelajaran, peserta didik mampu :
1.    Mendeskripsikan proses pembentukan minyak bumi dan gas alam.
2.    Menjelaskan komponen-komponen utama penyusun minyak bumi.
3.    Menafsirkan bagan penyulingan bertingkat untuk menjelaskan dasar dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi.
4.    Membedakan kualitas bensin berdasarkan bilangan oktannya.
5.    Menganalisis dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan

C.    MATERI PEMBELAJARAN
§  PROSES PEMBENTUKAN MINYAK BUMI
Hasil peluruhan tumbuhan, hewan, pelapukan kulit bumi, dan semua yang ada diatasnya yang dibawa oleh air laut dan kemudian mengendap. Proses pembentukan minyak dan gas bumi membutuhkan waktu yang lama serta cara dan megolahnya menjadi bahan bakarpun dibutuhkan biaya yang sangat mahal.
Komponen minyak bumi adalah hidrokarbon jenuh seperti alkana (n-heptana, isooktana), sikloalkana (metilsiklo-pentana dan etil sikloheksana), hidrokarbon _lcohol_ (benzene dan metal _lcohol) dan senyawaan lain seperti belerang, oksigen, organologam serta hidrokarbon tak jenuh.

§  PENYULINGAN MINYAK BUMI
Pengolahan minyak bumi dilakukan melalui destilasi bertingkat, dimana minyak mentah dipisahkan ke dalam kelompok-kelompok (fraksi) dengan rentang titik didih tertentu.
Pengolahan minyak bumi dimulai dengan memanaskan minyak mentah pada suhu sekitar 400oC, kemudian dialirkan ke dalam menara fraksionasi dimana akan terjadi pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih. Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sungkup gelembung. Semakin ke atas suhu semakin rendah sehingga setiap kali komponen dengan titik didih lebih tinggi naik, akan mengembun dan terpisah, sedangkan komponen yang titik didihnya lebih rendah akan terus naik ke bagian yang lebih atas lagi.
Demikian selanjutnya, sehingga komponen yang mencapai puncak menara adalah komponen yang pada suhu kamar berupa gas.

§  KUALITAS BENSIN
Mutu bahan bakar bensin atau premium dikaitkan dengan jumlah ketukan (knocking) yang ditimbulkannya dan dinyatakan dengan bilangan oktan. Semakin sedikit ketukan, semakin baik mutu bensin, dan semakin tinggi nilai oktannya.
Untuk menetapkan nilai oktan, ditetapkan 2 jenis senyawa sebagai pembanding yaitu isooktana dan n-heptana. Zat tambahan (aditif) juga diperlukan ke dalam bensin untuk mengurangi ketukan pada mesin dan menaikkan bilangan Isooktannya, misalnya: tetraetiltimbal. Bahan aditif lainnya: alcohol, etanol, t-butil alcohol, dan t-butilmetileter. Suatu campuran yang terdiri dari 80% isooktana dan 20% n-heptana mempunyai nilai oktan sebesar (80/100 x 100) + (20/100 x 0) = 80 .

§  DAMPAK PEMBAKARAN BAHAN BAKAR TERHADAP LINGKUNGAN
Pemakaian TEL pada bensin, selain mampu mempercepat pembakaran bensin, ternyata juga memberikan dampak negative yaitu menghasilkan partikulat Pb dari knalpot yang mengakibatkan pencemaran udara, mengganggu pernapasan, gigi rapuh, kerusakan tulang belakang, terhambatnya kerja enzim, dan terganggunya pembentukan hemoglobin.
Pembakaran bensin memberikan dampak yang negative bagi lingkungan yaitu merupakan penyebab polusi udara terbesar karena merupakan sumber utama gas CO2, selain itu juga menghasilkan gas CO yang beracun.
Pembakaran bensin yang mengandung belerang secara terus-menerus dan oksida belerang yang dilepas ke udara dalam jumlah banyak akan menimbulkan hujan asam. Selain itu, CO2 yang terlalu banyak di udara akan menyebabkan peningkatan suhu bumi (green house effect).